Yap! Sebuah tanda tanya tidak begitu besar sempat terlintas di benak saya. Gara-garanya hanyalah seorang tamu yang merasa tidak puas dengan makanan di tempat restoran saya bekerja.
T: "Ah..everything is fine but it is not what I expected from Balinese food...Your rendang is too dry, and your chicken curry is too sour"
Begitu katanya.. Asumsi saya mengatakan bahwa impresi yang tertanam di kepala si bule adalah bahwa rendang itu agak basah dan kari ayam itu mestinya tidak masam. Sebentar, bukannya rendang itu masakan asli Padang? Bukannya Indonesia memiliki belasan bahkan mungkin puluhan tipe kari? Kalau saya bilang, Nasi Opor Ayam, bukankah kalau saya translate ke bahasa Inggris bisa dikatakan 'Chicken Curry Rice'?
Si bule tidak salah, karena memang apa yang dia makan pada saat dia berada di Bali pun adalah rendang daging yang agak basah dan kari ayam yang tidak terlalu masam dan dia menganggap itu adalah masakan Bali. Masalahnya di Bali sendiri, berbagai macam restaurant Indonesia berlabel Balinese food yang didalamnya pun bukan 100% Balinese food tetapi adalah masakan Indonesia nusantara.
Anggap saja saya ini bule juga, saya pergi berlibur ke Bali dan makan di restoran A sepiring rendang padang agak basah. Si bule anu makan di Restoran B rendang yang kering. Ketika saya berkunjung ke Shanghai dan makan di sebuah restoran Indonesia dan mereka menyajikan rendah padang yang kering, KLOP! Paradigma saya berkata bahwa ini bukan rendang Indonesia, rendang Indonesia mestinya agak basah. Di satu sisi, bule anu berkunjung pula ke restoran yang sama dan berkata bahwa, ow, restoran ini benar-benar menyajikan makanan Indonesia. Mana yang benar?
Ya, Indonesia ini satu, nusantara, tapi bermacam-macam. Seperti slogan yang dibawa oleh Indonesian Pavilion pada perhelatan Shanghai Expo ini, Unity in Biodiversity. Bhineka Tunggal Ika, bermacam-macam tapi tetap satu juga. Satu pulau saja, katakan Pulau Jawa, soto ayamnya bisa cem-macem kok. Ada Soto Madura, Soto Lamongan, Soto Kudus, dan embel-embelnya, apalagi satu negara, bisa berantem kalo Sotonya diharuskan cuma ada 1jenis.
Begitu juga dengan saya, kalau misalkan saya dulu berkunjung ke swiss dan menikmati Cheese Fondue ala Montreux, lalu saya makan di Restoran Swiss di Shanghai dan mendapatkan sebuah Cheese Fondue yang berbeda, bisa komplainkah saya? Kalau saya makan sebuah masakan ala Yunani yang baru pertama kali saya makan, bukankah seharusnya saya menghargai masakan mereka? Ya ini masakan ala mereka, ala Yunani, wong ya bukan makanan sehari-hari saya. Kalau saya tidak suka, apa bisa saya bilang 'Masakan Yunani itu tidak enak'? Bukannya mestinya saya bilang 'Saya tidak cocok dengan masakan Yunani'?
hmm..sebuah tanda tanya tidak begitu besar terlintas di benak saya..
sudahlah, saya tidur saja, daripada jadi skeptis karena masalah rendang dan kari ayam.. Hahaha....selamat malam semua!!^^ Tuhan memberkati!
T: "Ah..everything is fine but it is not what I expected from Balinese food...Your rendang is too dry, and your chicken curry is too sour"
Begitu katanya.. Asumsi saya mengatakan bahwa impresi yang tertanam di kepala si bule adalah bahwa rendang itu agak basah dan kari ayam itu mestinya tidak masam. Sebentar, bukannya rendang itu masakan asli Padang? Bukannya Indonesia memiliki belasan bahkan mungkin puluhan tipe kari? Kalau saya bilang, Nasi Opor Ayam, bukankah kalau saya translate ke bahasa Inggris bisa dikatakan 'Chicken Curry Rice'?
Si bule tidak salah, karena memang apa yang dia makan pada saat dia berada di Bali pun adalah rendang daging yang agak basah dan kari ayam yang tidak terlalu masam dan dia menganggap itu adalah masakan Bali. Masalahnya di Bali sendiri, berbagai macam restaurant Indonesia berlabel Balinese food yang didalamnya pun bukan 100% Balinese food tetapi adalah masakan Indonesia nusantara.
Anggap saja saya ini bule juga, saya pergi berlibur ke Bali dan makan di restoran A sepiring rendang padang agak basah. Si bule anu makan di Restoran B rendang yang kering. Ketika saya berkunjung ke Shanghai dan makan di sebuah restoran Indonesia dan mereka menyajikan rendah padang yang kering, KLOP! Paradigma saya berkata bahwa ini bukan rendang Indonesia, rendang Indonesia mestinya agak basah. Di satu sisi, bule anu berkunjung pula ke restoran yang sama dan berkata bahwa, ow, restoran ini benar-benar menyajikan makanan Indonesia. Mana yang benar?
Ya, Indonesia ini satu, nusantara, tapi bermacam-macam. Seperti slogan yang dibawa oleh Indonesian Pavilion pada perhelatan Shanghai Expo ini, Unity in Biodiversity. Bhineka Tunggal Ika, bermacam-macam tapi tetap satu juga. Satu pulau saja, katakan Pulau Jawa, soto ayamnya bisa cem-macem kok. Ada Soto Madura, Soto Lamongan, Soto Kudus, dan embel-embelnya, apalagi satu negara, bisa berantem kalo Sotonya diharuskan cuma ada 1jenis.
Begitu juga dengan saya, kalau misalkan saya dulu berkunjung ke swiss dan menikmati Cheese Fondue ala Montreux, lalu saya makan di Restoran Swiss di Shanghai dan mendapatkan sebuah Cheese Fondue yang berbeda, bisa komplainkah saya? Kalau saya makan sebuah masakan ala Yunani yang baru pertama kali saya makan, bukankah seharusnya saya menghargai masakan mereka? Ya ini masakan ala mereka, ala Yunani, wong ya bukan makanan sehari-hari saya. Kalau saya tidak suka, apa bisa saya bilang 'Masakan Yunani itu tidak enak'? Bukannya mestinya saya bilang 'Saya tidak cocok dengan masakan Yunani'?
hmm..sebuah tanda tanya tidak begitu besar terlintas di benak saya..
sudahlah, saya tidur saja, daripada jadi skeptis karena masalah rendang dan kari ayam.. Hahaha....selamat malam semua!!^^ Tuhan memberkati!