YeP! Sekarang ini saya bekerja di Bali Bistro.. sebuah restauran Indonesia di Shanghai yang terletak di Jing'An distrik. Sudah kurang lebih 1bulan saya bekerja di sini yang puji Tuhan atmosfer kerjanya jauh lebih baik daripada tempat kerja saya yang lama. Ya, restauran yang relatif masih seumur jagung ini memang sedang bertumbuh dan berkembang menuju kemapanan, sebanding lurus dengan saya yang juga masih seumur jagung di dunia kerja ini. Saya juga berharap untuk bertumbuh dan berkembang bersama menuju kemapanan, baik secara lahiriah maupun batiniah.
Nah, dalam rangka menyambut datangnya bulan Agustus ini, kami -saya dan manager saya- mengagendakan 2 event besar, pertama tentu saja peringatan hari ulang tahun RI, dan yang kedua adalah dimulainya ibadah puasa untuk umat muslim baik di Indonesia,Shanghai, dan belahan dunia yang lainnya.
Promosi yang kami agendakan ini hanya secuil ide yang terlintas dalam benak dikarenakan waktu yang mepet. Slogan-slogan dari kaos Indonesia yang dijual di Bali Bistro, yaitu 100% Indonesia menjadi salah satu bahan pertimbangan. Tentu saja di negeri yang warga negaranya sungguh sangat jamak ini, jamak pula kuliner yang terdapat di dalamnya. Singkat cerita, dengan rujukan 100%Indonesia ini, kami merundingkan promosi untuk menu baru. (Tentu saja rujukan hidangan pembuka puasa termasuk didalamnya^^)
So, sekedar bocoran saja, Bali Bistro -dengan segera- dengan bangga meluncurkan menu promosi 100% Indonesia-nya, yang terdiri dari menu makanan dan menu dessert...
Kambing bumbu tinoransak ini rasanya hampir mirip dengan garorica, hanya menggunakan daging kambing, karena Bali Bistro ini restaurant halal..
Dendeng Balado ini kabarnya dulu pernah dijadikan menu andalan, tetapi entah mengapa sekarang dicabut dari daftar menu, tapi rasanya bakal menjadi menu andalan lagi..^^
Opor Ayam ini mungkin dalam bahasa Inggris bisa disebut 'White Curry Chicken'
Yang ini jajanan ndeso ala kota, yang sekarang goes international.. [Petis Kangkung Goes To Shanghai?]
dan ini untuk menu dessert, yang sekalian dapat dinikmati sebagai hidangan pembuka puasa...
Kopyornya pakai kopyor sintesis, 5thumbs up for Mr.Jo, my manager!
Pisang Bakar ala BB, mungkin bakal jadi salah satu dessert favorit saya =P
Ada yang tahu asal muasal Bubur Sumsum?
Oya, semua foto yang ada dalam gambar ini adalah foto yang diambil kemaren pada saat pemotretan..(copyright of Bali Bistro?) hanya sedikit pengeditan menggunakan photobucket..
well, I do really hope this new menu will turn out on blasting...for 100%Indonesia..for Bali Bistro, and for the proud of being Indonesian...
Ngomong-ngomong lagi, visa kerja dan resident permit saya sudah diapprove oleh pihak imigrasi Shanghai..puji Tuhan.. meskipun cuma sampai bulan Maret, karena memang bulan Maret tahun depan ini paspor saya habis masa berlakunya.. Dengan adanya stamp dari pihak imigrasi, status saya sah dan manajer saya menjabat tangan saya dan berkata 'Selamat datang di keluarga Bali Bistro!'
Some said..Just follow your heart.. but when your heart is broken into pieces, which piece would you follow?
There is quite a confusion between mind and heart.. To do and not to do is just a simple way.. But to feel and not to feel..is the other way..
Fairness is an absurd accumulative for what people have done.. 'What goes around comes around' as they spoke..
And when the night has come..there is only darkness you'll find.. The only way is just to follow your heart.. But when your heart is broken into pieces, which piece would you follow?
Greeting from Shanghai! -yang cuacanya makin hari makin aneh saja-
Well, what do I want to say? Rada bingung juga..Belakangan suka blank ga ada topik untuk blogging..yang sebenernya topik itu banyak tapi agak susah memilihnya.. hmm..oke, begini saja, saya cerita secuil kisah saya disini hari ini.
Intro, saya ini suka main musik -meskipun tidak jago-jago amat-. Jadi hari ini saya melayani di gereja sebuah komunitas Indonesia di Shanghai, dimana keadaan urgent yang membuat kami berakustik ria hari ini,dengan 1gitar bolong dan 1bas. Saya senang bisa mulai pelayanan lagi. Tapi sama ketika saya melayani di Amsterdam dulu, sebuah pertanyaan terlintas. Apakah saya memang benar-benar ingin melayani Tuhan, atau saya hanya menyalurkan bakat bermain musik saya??
Saya jadi berpikir dan meninjau kembali tentang visi misi yang telah Tuhan taruh di hati saya. Apa jangan-jangan justru saya tidak memiliki visi dan misi? wah, bisa gawat kalau begitu. Setelah meninjau ulang, sebenernya tidak ada yang salah dengan apa yang Tuhan telah kerjakan. Ya, yang salah ada di saya.
"Bukan kamu yang memilih Aku, melainkan Akulah yang memilih kamu." Yoh 15:16a
Ya, sayalah yang menjauh... Perbincangan malam ini dengan seorang teman baik saya pun sudah lebih dari cukup untuk berbalik dan meninjau kembali hidup saya. Sekarang saya merasa dia jauh didepan sana...oK, perjalan iman ini memang tidak ada habisnya..dan Dia menjanjikan penghibur..
Lucunya, justru karena sayalah rekan saya ini terpacu untuk bertumbuh lebih dalam bersama Tuhan.. dan sekarang saya percaya dia dipakai untuk mengingatkan saya akan kekuatan bertumbuh dan hidup bersama Tuhan..
terima kasih, nona kecil! Keberadaanmu membuat saya merefleksi kembali kehidupan iman saya bersama Tuhan...
-ditulis saat hujan lebat disertai angin kencang di Shanghai, yang cuacanya makin hari makin aneh saja-
yi-mao (1mao, 10sen) juga duit! Pecahan kecil koin mata uang China untuk 10 sen ini diberi nama mao, 10 mao sama dengan 1 yen atau di Shanghai ini orang menyebut dengan pecahan 'kuai' (1kuai=1RMB/1yen)
Yap, kalo ngomong-ngomong soal uang kecil, kadang kita sering berpikir bahwa uang kecil itu ga ada artinya. Dulu waktu saya masih kecil -sekarang juga masih kecil ah-, uang Rp 50,- itu bisa dipakai buat beli permen karet cap yosan yang harganya 1 masih Rp 25,-. Sekarang? Mau cari pecahan Rp 50,- aja mungkin susah. Kalau orang kehilangan Rp 50,- saja, mungkin tidak akan serepot kalau kehilangan Rp 50.000 ya.. Dulu mami saya juga sering bilang, uang senilai Rp 10.000 saja kalau kurang Rp 50 ya tetap saja bukan Rp 10.000.. Yap, sekecil-kecilnya uang, tetap saja ada nilainya.
Pengalaman saya hari ini pun juga berhubungan dengan uang kecil. Pagi tadi saya mengambil uang recehan saya dari celana. Saya hitung koinnya ada 9keping 1 kuai (1RMB) dan 1keping 1mao (1sen). Saya tidak begitu suka mengoleksi uang koin, maka rencana saya adalah memakai koin itu untuk membeli sandwich dan susu di Family Mart. Saya mengambil 9keping 1 kuai dan meninggalkan 1mao dikamar saya. 1mao? Bisa buat beli apa? Begitu pikir saya. Lalu sesampainya saya di Family Mart, saya bergegas membeli sandwich dan susu coklat, menuju kasir untuk membayarnya. Yang cukup mengejutkan adalah total belanjaan saya ini seharga 8.1RMB [ba kuai yi mao]! Jah, menyesal saya meninggalkan koin kecil 1mao saya dikamar. Maunya membuang koin, alhasil saya membayar 9kuai dan mendapat kembalian 9mao, 1keping 5mao dan 4keping 1mao.
Pelajaran berharga dari uang kecil senilai 1mao.
ah..yi-mao (1mao,10sen) juga duit!
red:1kuai/1rmb berkisar antara Rp 1200-1300,- jadi 1mao sekitar Rp 120,-
Ah...Entah mengapa saya suka lagunya Naruto (lagi). Well, gara2nya ini karena tetangga sebelah secara mendadak memutar lagunya Naruto yang judulnya apa saja saya tidak tahu. Pokoknya dulu di cd lagu Naruto saya, saya punya lagu itu.
Nah, begitu saya cek lagi di Naga Bonar saya ini ternyata koleksi hit single opening ending Naruto ini cuma sedikit saja. Cuma ada Kanashimi wo Yasashisha Ni, Yura-Yura, Home Sweet Home, Distance, Harmonia, en Naruto Ondo. Bahkan first single Wind-nya Akeboshipun saya tidak punya. Ya sudah, gara-gara penasaran maka saya search saja di salah satu search engine tersohor sejagad raya milik Google [yang katanya sebentar lagi sudah meninggalkan Negri Tirai Bambu]. Akhirnya saya mendownload beberapa lagu yang easy catching dan tentu saja enak didengar.
Nah salah satu lagu yang saya download ini judulnya 'Nakushita Kotoba' [The Lost Word], ciptaan No Regret Life..Lagu lama dari jaman Naruto belom go shippuden. Ini ending 9, sewaktu Sasuke memutuskan untuk pergi dari Konoha Village. Ini sekalian saya embed videonya juga..
Kalau mau cari liriknya, linknya ada di sini. Itu sekalian ada versi Inggrisnya juga. Bagian yang paling saya suka dari lagu ini ada di sec. 3:50-4:24..
Kono omoi wa mune ni shimatte okou [demo, boku no kibo] Nakushite Shimatta [tte inai]
I'll keep this love in my heart [but, i hope] I've lost you [not]
Ah...Entah mengapa saya suka lagunya Naruto (lagi)
Yap! Sebuah tanda tanya tidak begitu besar sempat terlintas di benak saya. Gara-garanya hanyalah seorang tamu yang merasa tidak puas dengan makanan di tempat restoran saya bekerja.
T: "Ah..everything is fine but it is not what I expected from Balinese food...Your rendang is too dry, and your chicken curry is too sour"
Begitu katanya.. Asumsi saya mengatakan bahwa impresi yang tertanam di kepala si bule adalah bahwa rendang itu agak basah dan kari ayam itu mestinya tidak masam. Sebentar, bukannya rendang itu masakan asli Padang? Bukannya Indonesia memiliki belasan bahkan mungkin puluhan tipe kari? Kalau saya bilang, Nasi Opor Ayam, bukankah kalau saya translate ke bahasa Inggris bisa dikatakan 'Chicken Curry Rice'?
Si bule tidak salah, karena memang apa yang dia makan pada saat dia berada di Bali pun adalah rendang daging yang agak basah dan kari ayam yang tidak terlalu masam dan dia menganggap itu adalah masakan Bali. Masalahnya di Bali sendiri, berbagai macam restaurant Indonesia berlabel Balinese food yang didalamnya pun bukan 100% Balinese food tetapi adalah masakan Indonesia nusantara.
Anggap saja saya ini bule juga, saya pergi berlibur ke Bali dan makan di restoran A sepiring rendang padang agak basah. Si bule anu makan di Restoran B rendang yang kering. Ketika saya berkunjung ke Shanghai dan makan di sebuah restoran Indonesia dan mereka menyajikan rendah padang yang kering, KLOP! Paradigma saya berkata bahwa ini bukan rendang Indonesia, rendang Indonesia mestinya agak basah. Di satu sisi, bule anu berkunjung pula ke restoran yang sama dan berkata bahwa, ow, restoran ini benar-benar menyajikan makanan Indonesia. Mana yang benar?
Ya, Indonesia ini satu, nusantara, tapi bermacam-macam. Seperti slogan yang dibawa oleh Indonesian Pavilion pada perhelatan Shanghai Expo ini, Unity in Biodiversity. Bhineka Tunggal Ika, bermacam-macam tapi tetap satu juga. Satu pulau saja, katakan Pulau Jawa, soto ayamnya bisa cem-macem kok. Ada Soto Madura, Soto Lamongan, Soto Kudus, dan embel-embelnya, apalagi satu negara, bisa berantem kalo Sotonya diharuskan cuma ada 1jenis.
Begitu juga dengan saya, kalau misalkan saya dulu berkunjung ke swiss dan menikmati Cheese Fondue ala Montreux, lalu saya makan di Restoran Swiss di Shanghai dan mendapatkan sebuah Cheese Fondue yang berbeda, bisa komplainkah saya? Kalau saya makan sebuah masakan ala Yunani yang baru pertama kali saya makan, bukankah seharusnya saya menghargai masakan mereka? Ya ini masakan ala mereka, ala Yunani, wong ya bukan makanan sehari-hari saya. Kalau saya tidak suka, apa bisa saya bilang 'Masakan Yunani itu tidak enak'? Bukannya mestinya saya bilang 'Saya tidak cocok dengan masakan Yunani'?
hmm..sebuah tanda tanya tidak begitu besar terlintas di benak saya..
sudahlah, saya tidur saja, daripada jadi skeptis karena masalah rendang dan kari ayam.. Hahaha....selamat malam semua!!^^ Tuhan memberkati!